BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Tuesday 15 November 2011

Online Journalism Should Be Controlled


“It`s in your hand”. Everything is only on your fingertips to get news around the world. We just click it, everything are served to us. That is the power of new media. Media has evolved into a new form called online journalism. Online journalism is defined as the reporting of facts produced and distributed via the Internet. It gives more news to be shared with readers through online news. Any information or news can be put in the internet. Some news are facts but some cannot be measured because it is not filter out and edited unlike printed media.Therefore, the facts can be truth or false.
The power of new media among other media
However, the advance in internet technology especially for spreading news towards public is seen becomes most preferred medium by readers to get news especially the new generation recently. Nowadays, a Net-Newsers especially younger generation likes college graduates and who able to access the internet access easily whether it is a notebook, smart phone such as Blackberry, Android and iPhone. This is where the future of readers and newspapers are headed. (http://encyclopedia.thefreedictionary.com/Online+journalism ).
As compared to printed media, online journalism has more powerful aspects in distributing news. It can be through audio, visual, and contains other pictures that can be seen by readers easily. Readers only have to click on any news link or related web or blogs to get the news or information needed immediately within 24 hours . Each minutes, there will be new information and fresh news to be updated through online. However, sometimes, the truthful of news or infromation can be true or wrong depend on the readers itself. The Internet has also given rise to more participation by people who are not normally journalists, such as with Indy Media.
Unethical bloggers or writers should be punished
The best example is bloggers. This is due to the fact that “contemporary online journalism is providing space for the public to voice their participation in the process of democracy, using freedom of expression and the freedom to participate in political debates”. Everyone can be a journalist which are they are can write or distribute any news or opinion, ideas and their perception on web logs or blogs. Individuals can give any opinion through blogs either it is true or false because there is no restriction to anyone to voice out their opinion according to the freedom of internet nowadays.
However, even online journalism is free to distribute any information, it should be controlled wisely especially to prevent any chaos, destruction or misunderstanding information towards people who’s read it. It does not matter what religion, race or political stand we hold, we can write on the Internet. The only things that distinguish the one from the others is their own self ethics conscience. Some said that online sources are less biased and more informative than the official media is often backed with the belief that online journalists are merely volunteers and freelancers who are not paid for their activity, and therefore are free from corporate ethics.
The freedom in online media as optional voices
Unfortunately, even they are free from corporate ethics, as journalists, writers or bloggers, ethics is important in order to guide especially in writing news or infromation to readers. Online journalism recently is seen too radical especially for bloggers whose wrote and express their opinion in the forms of unethical ways that can lead to chaos in nation stability. There are some cases that lead the bloggers, web-based reporters, or online editors to be jailed such as bloggers, Raja Petra. There are also case of insulting national autumn of `NegarakuKuku` by the Chinese boy, Namewee over the internet such as You Tube. His action is really unethical and can harm the national harmony. This case actually taint a country`s name and also can create a racism among Malaysian citizen and harm the harmony.There are also blogs that contains unexpected pictures or video that against the Malaysian norm and value such as gay`s blog and racist blog. These blogs should be controlled wisely to prevent other problem arises to the nation.
Namewee  insult the national autumn in the internet
What will happen if there will be more unethical cases happen if the online journalism cannot be control? Online journalism should be a truthful, objective and enlighten readers with useful information or knowledge for extra satisfaction in distributing news and opinion towards readers. If uncontrolled, online journalism can be the most powerful enemy in creating unstable and destruction to the nation. 


Uncontrolled blogger can add anything that leads to social issue

                                                    http://aqcyangfazli.blogspot.com/

Sunday 6 November 2011

Kegagalan Yang Mengajar..

               "Mak ayah, orang janji takkan menangis lagi kalau kena duduk asrama.( hostel )".Itulah yang pernah aku katakan pada orang tuaku pada pagi aku mendaftar diri di Uitm. Aku tahu aku pernah menangis waktu aku dimasukkan ke sekolah berasrama penuh sewaktu aku sekolah menengah dulu. Aku tahu keputusanku itu sangat menyedihkan ibu bapaku terutamanya ayahku yang ingin sekali melihat aku menjadi seorang doktor. memang tidak dinafikan, aku ditawarkan belajar di sekolah yang semuanya terdiri daripada golongan yang cerdik pandai. Kawan karibku juga pada masa itu turut sama ditawarkan di sekolah itu. Tetapi entah kenapa aku seakan-akan tidak dapat menyesuaikan diri aku di sekolah itu. Pelbagai alasan aku berikan pada ayah ketika itu sehingga ayah mengambil aku pulang.

               Akhirnya,aku menerima kembali tawaran sebuah sekolah bestari yang berstatus harian kerana berhampiran dengan rumahku. Sekurang2nya, aku masih lagi belajar di sekolah yang hebat setanding sekolah asrama ku dulu. Namun, aku tahu, ayah masih lagi kecewa dengan keputusanku itu. Di sana, bermulalah kehidupanku yang mana aku dikelilingi kawan2 sekolah rendahku yang turut sama ditawarkan di sekolah itu. Mulanya, semuanya berjalan seperti biasa. Namun, jiwa remaja yang baru melonjak naik untuk enjoy telah mempengaruhiku sehingga aku lalai dalam pelajaranku. tanggal hujung tahun 2003, keputusan PMR diumumkan. Aku hanya mendapat 5A3B sahaja. Aku sangat kecewa.Apatah lagi kedua ibu bapaku tetapi mereka langsung tidak memarahi atau menegur keputusanku. 2004, aku mengambil keputusan mengkreditkan subjek biologi dalam subjek pilihanku.

               Ku sangkakan yang diriku sudah insaf untuk semakin kuat belajar,tetapi naluri remaja untuk enjoy bersama kawan2 mula melemahkanku. Genap 16 tahun,aku sah memiliki lesen motor. Diberinya aku sebuah scooter. Dari situ,aku semakin ligat dengan rakan2ku menghadiri dan mengikuti autoshow2 dan competition scooter bersam kwn2 scooter ku. Walaupun aku tidak bertanding,minat yang mendalam menyebabkan aku selalu join kwn2ku. Dari airbrush kartun "dexter" sehinggga " Shin Chan", aku mekapkan scooter ku agar nmpak cantik. Siap berwarna pink lagi. Wah,betapa seronoknya aku ketika itu. SPM mula menghampiri.Aku hanya sekali sekala menatap buku2 ilmiah. Add Math, Fizik, Bio, Kimia,semuanya aku anggap mudah dan aku bisa menjawabnya dengan mudah. Sehinggalah aku mendapat keputusan yang mana aku tidak layak untuk ditawarkan oleh mana2 matrikulasi bagi melanjutkan bidang di dalam kedoktoran. dari situ,aku mula sedar bahawa aku sudah tidak bisa memutar kembali jam.

              Akhirnya, aku tidak memohon mana2 universiti dan terus menyambung STPM ku. Inilah satu2nya cara ku untuk melanjutkan pelajaran di universiti kelak. Tamat belajar, aku bekerja dan tidak mahu menyambung pelajaran lagi. Selama 2 tahun aku bekerja. Mulanya, gaji Rm1000 ku rasakan cukup. Rupanya tidak. Tetapi,kerja tetap kerja. Sehinggalah pada suatu hari, aku pernah terdengar ayahku berkata, " dulu hantar sekolah pandai, nak lari pulak.Yang kita nie nyaris2 nak accident dalam semak dan longkang sebab mengantuk nak p ambik dia bawak balik. Pastu,lani kerja dah tak mau belajaq dah". Aku tersentap. Aku sendiri tidak ingat tarikh tersebut.

              Dengan bantuan seorang customer di tmpat aku bekerja, aku pon memohon universiti. Sedang leka bekerja, aku menerima sms untuk memeriksa tarikh temuduga universiti dalam bidang komunikasi. Lantas, aku bangun menuju bilik bos ku dan memintanya memeriksakan untukku. "Tahniah",ucap bos ku. Seterusnya, aku menghadiri temuduga. Selang beberapa minggu,aku berjaya ditawarkan. Gembira bukan kepalang keluargaku. Berbekalkan sokongan keluarga, bos, dan kwn2 dan kwn kerja, aku melangkah ke alam universiti. satu demi satu pengalaman ku perolehi.

             Dari tidak pernah menaiki bas rapid,aku belajar semua itu. Dari seorang yang malas ke library,aku menjadi semakin rajin ke sana. Dari seorang yang tidak suka meggi,aku telan semua itu dalam perutku. Dari seorang yang suka melepak bersama kwn2 di hujung minggu, aku menjadi seorang yang gemar duduk di kolej menyiapkan assignmentku. Adakah ini semua tanda2 kekuatanku untuk terus berjaya?Ya!aku harus sentiasa bersedia dan positif dalam mengharungi liku2 sebagai seorang pelajar. Aku harus kuat dan tabah demi untuk mencapai cita2 ku. Ibu ayah, walaupun anakmu tidak berjaya sebagai seorang doktor, namun, akan aku cuba untuk mendapatkan title "Dr Rabitah" jika aku berkesempatan mendapatkan PhD suatu hari nanti. Hanya doa mu, doa kwn2 dan doa guru2 yang aku perlukan setiap masa.

            Ibu ayah, anakmu sedang berubah untuk berdiri sama tinggi,duduk sama rendah dengan insan2 lain yang telah berjaya. Tidak akan ku sia-siakan peluang yang ada demi memberi ayah dan ibu segulung ijazah. Setiap keringat dan doa mu akan ku balas suatu hari nanti walaupun jasa dan pengorbananmu tidak mampu ku balas sehingga akhir hayatku. Masih ku ingat dalam ingatanku, sambil menangis, aku pernah berkata sewaktu keseorangan di dalam bas Uitm setelah ayah dan ibu ku pulang dari menghantarku, " kali ini orang menangis kerana kesedihan berpisah dengan ayah dan mak, tetapi insyaallah, setelah tamat belajar, akan org menangis kegembiraan sebagai hadiah kepada mak dan ayah". Ya Allah,kuatkanlah aku seperti mana kau kuatkan aku sewaktu di sekolah rendah dahulu.

           Kegagalan lalu tidak bermakna kita akan gagal untuk selama-lamanya. Namun,hanya Tuhan yang menentukan takdir kita.

Monday 31 October 2011

Kesan Kebiadaban Dunia Siber


Mengulas kepada artikel yang dipetik dari Utusan Malaysia yang ditulis oleh Dr Rahmat Ghazali bertajuk Kesan Kebiadaban Dunia Siber, dapat dirumuskan bahawa dunia siber semakin mendapat tempat dalam kalangan pengguna- pengguna internet untuk melontarkan  pandangan dan buah bicara internet dengan cara yang biadab.

Biadap lidah, punahlah hormat. Dewasa kini, kebiadaban manusia terutamanya pengguna internet semakin menggusarkan banyak pihak. Ke mana perginya adab dan kesopanan masyarakat Malaysia dalam konteks pertuturan bahasa di dunia siber dalam mengemukakan pandangan atau kritikan baik secara peribadi mahupun secara umum. Laman-laman sosial misalnya seperti facebook,twitter atau pun melalui blog seringkali disajikan dengan hidangan kata-kata keat, sumpah-seranah serta makian untuk pengguna memberikan pandangan,kritikan atau hujahan mereka. kata-kata kesat dan bahasa-bahasa kesat yang digunakan ibarat pencuci mulut tatkala pengguna-pengguna ini melontarkan buah bicara atau pandangan dan kritikan terhadap apa jua isu tanpa memikirkan sensitiviti individu atau pihak yang terkena pahit tempiasnya.
Lebih memilukan apabila kebiadaban pengguna-pengguna internet ini boleh menimbulkan kekecohan dan pergaduhan terutama sekali apabila ianya melibatkan sensitiviti kaum, agama dan politik.

Malaysia merupakan salah sebuah negara yang mengamalkan prinsip demokrasi dalam perlembagaannya. Justeru, setiap warganegara yang berdompetkan "My Kad" mempunyai hak dan kebebasan untuk bersuara dan memberikan pendapat masing-masing. Tetapi, adakah kebebasan yang diperolehi ini membolehkan individu-individu yang berlidah tajam ini menjadikan landasan kebebasan ini sebagai kebebasan mutlak bagi mereka untuk bersuara sehingga mengabaikan etika sebagai manusia yang beradab dan bertatasusila.

Laungan slogan 1 malaysia sering mendapat liputan baik melalui media cetak atau media elektronik.Usaha memantapkan keharmonian pelbagai bangsa seperti  melayu, Cina dan India adalah usaha bersama dalam mencapai gagasan 1 Malaysia. Namun, kebiadaban sesetengah individu di alam siber dengan penggunaan bahasa-bahasa kesat untuk memaki dan menghina bangsa lain mahupun bangsa sendiri dilihat berpotensi menjahamkan segala usaha memartabatkan kemampapan keharmonian dalam negara.

Penulisan yang menyentuh sesitiviti kaum dan hal-hal yang menggugat kehamonian negara boleh dibawa ke muka pengadilan

Penulisan yang negatif boleh mengundang kemarahan segelintir pihak
Pengguna di dunia siber semakin hilang rasa hormat terhadap individu dan pihak lain sedangkan slogan "Budi Bahasa Budaya Kita" acapkali berkumandang di corong-corong radio dan di skrin televisyen. Apakah slogan ini sekadar tinggal slogan sahaja?Jawapannya adalah mungkin "ya" jika keberlangsungan sikap kebiadaban pengguna di dunia siber masih tiada halangan dan pencegahan sewajarnya. Jika dilihat dari sudut etika kewartawanan, wartawan mempunyai tanggungjawab besar dalam menunjukkan contoh yang baik terutamanya dalam menulis, mengupas dan memberitakan sesuatu isu  terutama dalam isu-isu sensitif tanpa mempamerkan dan mempraktikkan sikap tidak beretika seperti memfitnah dan mengaibkan pihak yang terlibat.